Link and Match
dipopulerkan oleh Mendikbud Wardiman Joyonegoro pada tahun 1990-an. Pada
era Wardiman ini, Link and Match betul-betul menjadi topik di setiap diskusi
pendidikan. Problema pendidikan waktu itu dan hingga kini adalah tak adanya
keterkaitan dan kesepadanan dengan dunia kerja. Seakan-akan, pendidikan
dan kerja adalah dua dunia yang berbeda dan tak pernah saling
menyapa. Oleh sebab itu timbullah keinginan saya untuk mewawancarai
tentang link and match di dunia
pendidikan dan dunia kerja spesifik di bidang akuntansi.
Ibu Deni Darmawati SE, Ak, Msi Sekprodi Akuntansi Universitas Trisakti menyatakan bahwa "Universitas Trisakti sudah menerapkan konsep link and match. Untuk menciptakan link and match tersebut selain ada mata kuliah teori ada juga mata kuliah praktikum - pratikum. Contoh dalam akuntansi ada beberapa praktikum yaitu: Akuntansi biaya, komputerisasi akuntansi, audit, analisis laporan keuangan, analisis alat statistik, pajak dan yang lainnya. Selain itu juga melakukan beberapa kerja sama dengan IAI, mengundang para stakeholder dan alumni untuk memberikan masukan. Masukan tersebut bermanfaat untuk penambahan ilmu atau penyesuaian kurikulum, sehingga kurikulum di Universitas Trisakti khususnya jurusan akuntansi selalu upgrade. Jadi ada keterkaitan dan kesepadanan dengan dunia kerja yang dibutuhkan".
Fakta dalam pernyataan
di atas sedikit berbeda dengan pengakuan Indri Ratna Yulita mahasiswa kelas unggulan jurusan akuntansi semester IV di Universitas Trisakti “Saya belum tahu tentang istilah link and match”. Namun dalam
konsepnya Indri sudah mendapat pembelajaran link and match baik secara teori dan
praktek. Pembelajaran tersebut diungkapkan oleh Indri “ Bekal yang saya miliki untuk nanti terjun di dunia kerja
adalah saya harus menguasai materi –materi pada akuntansi dan bahasa inggris.
Contohnya: Saya harus tahu dan paham tentang cara membuat laporan keuangan yang baik secara akurat dan sistematis”.
Pengakuan Indri selaras
dengan Latifianisa yang dipanggil Tifa mahasiswa kelas unggulan jurusan akuntansi
semester VI di Universitas Trisakti berkata “Saya belum pernah mendengar
tentang link and match. Namun dalam menyikapi hal itu, saya mempersiapkan diri
untuk menjadi lulusan mahasiswa yang siap kerja. Contohnya jika saya nanti bekerja menjadi Akuntan atau
Auditor, persiapan diri saya sekarang
adalah belajar dasar- dasar akuntansi, bahasa inggris, ketelitian dalam
mengerjakan laporan keuangan, akuntansi biaya, pajak, audit, management,
attitude. Dan pastinya saya harus menguasai ilmu – ilmu yang diberikan di
Universitas Trisakti ini baik secara hardskill maupun softskill”.
Istilah link and match juga belum pernah diketahui oleh Ibu Rina Rachmandari Finance
& Accounting Manager dan juga
membawahi HRD di PT. Surya Kharisma Mandiri. Beliau mengungkapkan “Saya
sebelumnya belum pernah mendengar link and match”. Tapi untuk keterkaitan dan
kesepadanan dalam dunia pendidikan dan dunia kerja pastinya harus ada link and
match”. Tujuannya supaya perguruan tinggi dapat memberikan lulusan mahasiswa
yang siap kerja, inisiatif dan berpikir kritis.
Ternyata tidak semua orang mengetahui link and match. Hal tersebut terbukti dari pernyataan – pernyataan di atas yang diungkapkan
dari dunia pendidikan yaitu mahasiswa dan dari dunia kerja yaitu Ibu
Rina. Namun dalam konsepnya link and macth sudah diterapkan di Universitas
Trisakti.
Mengenai hal tersebut Ibu
Deni juga mengungkapkan “Mahasiswa
sering telibat dalam kegiatan – kegiatan asosiasi profesi, seperti:
Menyelenggarakan workshop, seminar dan sebagainya. Selain itu mahasiswa – mahasiswa Universitas
Trisakti diberikan pembelajaran hardskill dan softskill yang artinya tidak
hanya diberikan pengetahuan saja tetapi juga sikap dan keterampilan. Tujuannya
untuk membekali agar mahasiswa menjadi lulusan mahasiswa yang siap kerja dan
menginspirasi di dunia industri atau
kerja. Dan pastinya tecipta link and match”.
Pernyataan dari Ibu
Deni tersebut didukung oleh Indri yang mengatakan beberapa contoh dari
materi – materi akuntansi yang sudah dipelajari
secara teori dan praktek yaitu tentang laporan keuangan, bagaimana
menyiapkan laporan keuangan yang baik secara akurat dan sistematis. Dan harus
mengetahui dan mengerti bagaimana cara perhitungan me-manage biaya seefektif
mungkin dengan pendapatan sebaik – baiknya. Selain itu juga belajar sistem
informasi dengan menggunakan alat bantu yang dapat terintegrasi yaitu ERP. Indri
juga berkata kegiatan yang
diselenggarakan oleh Trisakti, seperti: workshop, seminar, dan lain – lain
sering diikutinya.
Ibu Rina mengungkapkan “Di setiap perusahaan itu
mempunyai ritme yang berbeda, di tempat saya bekerja untuk karyawan baru tidak
ada training. Menurut saya waktu satu
bulan sudah cukup untuk penyesuaian si pekerja dengan pekerjaannya dan
lingkungan di perusahaan. Training hanya bersifat optional ,waktunya ketika
sudah berjalan kerja dan untuk pelaksanaanya mengikuti jadwal yang sudah ditentukan oleh management. Contoh training-nya
yaitu: communication skill, leadership
dll. Jadi mahasiswa harus sudah
mempunyai bekal untuk persiapan di dunia kerja untuk menghadapi ritme
perusahaan yang berbeda”.
Sebagai contoh dalam ritme perusahaan yang berbeda –
beda mengenai training adalah PT. Integritas Makmur Mandiri perusahaan software
akuntansi dengan brand FINA. “Traning
itu bertujuan untuk memberikan pelatihan
supaya peserta atau customer dapat mengetahui lebih dalam tentang program FINA
basic. Contoh: Perkenalan FINA, persiapan data, journal voucher, cash &
bank, essential data 1, 2 & 3, purchase invoice, purchase order &
receive item, purchase return & vendor payment, sales invoice, sales order
& delivery order, sales return & customer receipt, inventory adjustment
& job costing, fixed assest dan report data management. Peserta traning
selain mendapat kompetensi juga mendapat sertifikat”. Ungkap Fitri, trainer
Imamatek.
Ibu Rina menambahkan “Menurut saya training itu sangat
penting, apalagi untuk beberapa karyawan yang masih fresh graduate karena belum
ada pengalaman. Peserta training akan banyak mengetahui tentang beberapa gambaran. Contoh: Mengetahui seluk beluk bisnis, jika nanti dia
terjun di lapangan sudah punya bekal yaitu dapat memberikan solusi dengan
improvisasinya sendiri, jika ada masalah dapat menyesuaikan diri ketika bertemu
banyak orang”.
Dalam pesan mengenai
link and match Ibu Deni
Darmawati SE, Ak, Msi Sekprodi
Akuntansi Universitas Trisakti
menyampaikan “Antara lembaga pendidikan dengan industri itu bukan seseuatu hal
yang terpisah. Jadi harus saling bekerja sama, saling memberikan masukan.
Intinya dengan menerapkan metode yang tepat itu akan menghasilkan lulusan yang
siap kerja dan berkualitas. Dan pesan kedua adalah perubahan itu suatu
keniscayaan tidak ada yang tidak berubah selain perubahan itu sendiri, artinya setiap pribadi manusia
harus selalu siap menghadapi perubahan yang terjadi dan harus menjadi pribadi
yang inovatif”.
Mengenai link and match
pesan juga yang disampaikan oleh Ibu Rina Rachmandari Finance & Accounting
Manager di PT. Surya Kharisma Mandiri.
Beliau mengatakan “Saya menjumpai
beberapa fresh graduate yang baru melamar kerja ketika mengikuti
beberapa step wawancara. Lulusan itu
jago diatas kertas, namun pada prakteknya 80% berbeda. Supaya menjadi
lulusan siap kerja yang berkualitas, khususnya jurusan akuntansi harus
mempunyai kesiapan mental, jiwa leadership, pengusaan materi dasar – dasar
akuntansi harus kuat, mempunyai daya jual seperti bisa excel dan rumus –
rumusnya, dapat komunikasi dengan baik
dan inisiatif. Dan mahasiswa harus aktif tentang praktek di kelas, contoh:
Aktif dalam pembahasan kasus yang sedang update dalam dunia kerja dan mahasiswa
harus bisa menganalisis, memberikan ide – ide dan mengeksplor tentang
kasus tersebut”.
Demikian artikel dari
hasil wawancara saya. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Ditulis oleh Siti
Nurkholidah (*) IMAMATEK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar